Sejak toko obat dan apotik terdapat di seluruh penjuru tanah air dan
makin gencarnya usaha ‘suplemen’, makin mudah orang mengkonsumsi obat.
Obat dan suplemen menjadi suatu kebutuhan pokok.
Walaupun memang pada kondisi tertentu kita memerlukan obat, tetapi
mestinya semua obat, baik yang melalui resep ataupun tidak, mempunyai
sesuatu yang berbahaya bagi kesehatan tubuh jangka panjang. Beberapa
orang percaya bahwa obat herbal tidak memiliki efek samping dan hanya
mempunyai kegunaan saja, tetapi itu tentu juga merupakan paham yang
tidak tepat. Bagaimana mungkin sesuatu penyakit dapat diserang dengan
obat tepat pada penyakit tersebut tanpa berpengaruh pada sekelilingnya?
Pada kenyatannya, baik produk obat pabrik maupun obat herbal tetaplah
punya pengaruh buruk terhadap kesehatan tubuh. Makin cepat efek suatu
obat terlihat maka makin kuat pula racun yang dikandungnya. Obat-obat
yang sangat efektif yang bisa menghilangkan rasa sakit dengan cepat
tentu jauh lebih berbahaya bagi tubuh daripada obat-obat yang lain.
Obat-obat herbal yang mengklaim dirinya sebagai suplemen sering
mengatakan bahwa mereka “tanpa efek samping”. Hal ini merupakan sesuatu
yang sangat bertentangan dengan kenyataan yang ada dan hanya
memperlihatkan bahwa obat-obat tersebut dibuat tanpa penelitian yang
memadai, sekurangnya mereka menutupi atau tidak mau melakukan penelitian
memadai tentang “efek samping”nya. Dari logika ini, kita lebih mengerti
bahwa obat herbal yang diklaim tanpa ‘efek samping’ cenderung ‘jauh
lebih tidak menentu’ dibanding obat farmasi, sekalipun mungkin bisa
membuat efek penyembuhan pada berbagai hal.
Bahkan obat-obat herbal yang keras justru lebih mengerikan daripada
obat farmasi. Obat-obat ini membuat berbagai reaksi yang keras pada
tubuh seperti pening luar biasa, ngilu tak tertahankan dan juga
mengandung resiko fatal. Tetapi toh banyak orang tak peduli, badan
pengawasan obat dan makanan pun tutup mata atau tidak pernah
mengetahuinya karena menurut produsen obat herbal tersebut, hal itu
adalah proses detoksifikasi. Sekalipun mungkin benar bisa membuat efek
detokfikasi, tetapi apakah kita berani melakukan proses detokfikasi
tanpa prosedur yang benar (misalnya, di bawah pengawasan dokter atau
orang benar-benar ahli) sehingga kondisi tubuh kita bisa dipantau dengan
tes laboratorium ‘sebelum’, ‘ketika menjalani’ dan ‘sesudah’ proses
itu?
Sebagian besar kita menerima resep, membeli obat dan menkonsomsinya,
tanpa mengerti akibat sampingan yang akan terjadi berikutnya. Karena
semua obat memberikan tekanan kepada tubuh maka itu sangatlah penting
kita mengetahui secara pasti resiko apa yang mungkin terjadi, baik dalam
jangka pendek maupun jangka panjang.
Dr. Hiromi Shinya, MD, seorang guru besar Klinis Pembedahan di Albert
Einstein College of Medicine, New York City, yang terkenal itu, dan
sekaligus Kepala Unit Endoskopi Bedah di Beth Israel Medical Center
mengatakan : “Walaupun di Amerika Serikat, efek-efek samping obat harus
ditulis secara terperinci, tetapi tetap saja banyak reaksi yang tidak
tertulis dalam brosur penjelasan mereka.” Shinya sampai mengorbankan
tubuhnya sendiri sebagai laboratorium untuk mengetahui efek samping
obat-obat tersebut.
Shiya berpesan agar kita berusaha menjaga tubuh memiliki kecukupan
enzim, yang merupakan energi untuk hidup dan meningkatkan kekebalan.
Hindarilah makanan yang menguras enzim tubuh kita, seperti makanan cepat
saji (yang digoreng, produk hewani dst) maka tubuh kita akan tetap
sehat.
Untuk mendapatkan kecukupan enzim, Shinya juga menambahkan agar kita
memproduksinya sendiri di dalam usus, yaitu dengan membiarkan
bakteri-bakteri pembentuk enzim itu hidup dan bekerja serta mengkonsumsi
makanan yang penuh enzim yang dibuat oleh makhluk hidup yang lain.
Makanan mentah yang organik, yang berupa sayuran berwarna hijau,
merupakan salah satu contoh makanan yang penuh enzim kehidupan,.
Obat tidak pernah dapat menyembuhkan penyakit hingga mendasar.
Satu-satunya cara mendasar untuk menyembuhkan penyakit adalah dengan
gaya hidup kita sehari-hari, yaitu dengan pola makan yang baik, yang
tidak mengakumulasikan racun ke dalam tubuh kita, sehingga pada akhirnya
memberikan kesempatan kepada tubuh untuk menyembuhkan dan
meregenerasikan semua kerusakan tubuh yang sudah terjadi.
Tinggalkan suplemen dan berobatlah hanya bila kita sudah benar-benar
memerlukannya, yaitu pada saat sudah tidak ada pilihan lain. Cari dokter
atau ahli pengobatan yang baik, yang mengerti dan mau menjelaskan
segala jenis obat atau suplemen atau terapi yang diberikannya. Jangan
pernah percaya bahwa ada obat atau supelemen, baik herbal maupun
farmasi, yang tidak punya efek samping.
Selamat menjaga kesehatan!
(Makanan mentah yang dimaksud di sini adalah sayur dan buah segar (yang tidak dipanaskan lebih dari 45 0C)
serta bijian, kacang-kacang, buah yang segar maupun kering. Daging,
telur, ikan dan susu tidak termasuk kelompok makanan mentah sekalipun
tidak dipanaskan, karena semuanya itu sudah menjadi “sampah” atau
“bangkai”).
No comments:
Post a Comment