Menyirat dari apa yang dikatakan oleh Peter D’Adamo dalam bukunya
yang sangat populer tentang diet golongan darah, “Eat Right for Your
Type”, manusia adalah satu-satunya spesies di planet ini yang harus
makan sesuai dengan golongan darahnya. Menurutnya, telah terjadi
evolusi golongan darah sejak terjadinya ilmu pertanian 10.000 tahun yang
lalu.
A
D’Adamo mengatakan bahwa mereka yang bergolongan darah A adalah
golongan pemakan tahu karena cenderung menderita penyakit jantung,
kanker dan diabetes. Golongan darah A juga tidak cocok menjadi pemimpin
karena tidak tahan dengan tekanan tingggi. Dalam situasi tertekan,
golongan A mudah menjadi cemas, emosional dan paranoid. Entah bagaimana,
D’Adamo menyarankan agar mereka yang bergolongan darah A untuk minum
kopi dan anggur merah….Wah!
O
Tersirat bahwa D’Adamo sangat mengagumi orang bergolongan darah O.
Golongan darah O adalah golongan darah unggulan, mereka memiliki
kekuatan, ketahanan, kemandirian, keberanian, percaya diri dan intuisi
bawaan yang baik. Mereka juga harus makan daging dan tidak boleh menjadi
vegetarian. Oo.., jadi mereka yang bergolongan darah O termasuk
kelompok karnivora, ya?
Padahal kalau ditinjau dari struktur tubuhnya1,2), manusia
lebih menyerupai simpanse atau gorila besar ketimbang singa, macan atau
kucing. Pada dasarnya, simpanse dan gorila serta sefamilinya adalah
frugivora (atau fruitarian, pada dasarnya), begitu juga dengan manusia.
Dan seperti manusia juga, simpanse dan gorila juga memiliki berbagai
jenis golongan darah (A, B, O) sejak 5 juta tahun yang lalu. Haruskah
mereka makan daging atau menjadi buas seperti singa dst supaya tetap
sehat atau bahkan agar tidak bisa mati?
D’Adamo juga mengatakan bahwa orang bergolongan darah O cenderung
menderita hipotiroid (hypothyroidism) karena tubuhnya tidak memproduksi
yodium. Ini sungguh menggelikan, apakah orang bergolongan darah yang
lain atau hewan ada yang memproduksi yodium? Bukankah hewan mengandung
yodium karena makanan yang mereka dapatkan dari tanah? Masak ada sih,
hewan yang memproduksi yodium?
Ada satu lagi, disebutkan oleh D’Adamo juga bahwa mereka yang
bergolongan darah O, sekalipun tidak boleh vegetarian, tetapi juga harus
menghindari produk susu karena mereka cenderung lactose-intolerant.
Sesungguhnya manusia, tidak hanya golongan darah O, memang tidak
dilengkapi dengan jaringan untuk mencerna susu spesies lain dengan baik.
75% penduduk dunia kehilangan kemampuannya untuk mencerna laktosa
setelah mereka beranjak besar 3).
AB
Mereka yang bergolongan darah AB, menurut D”Adamo, adalah orang
stabil, logis dan berpandangan luas, tetapi juga cenderung sulit
menikah.
B
Kalau yang ini, D’Adamo mengatakan, mereka adalah “free-thinkers” tapi egois. Hmmm..
Lektin
Dari semua itu, banyak pengamat dan peneliti kesehatan yang
mengatakan bahwa pandangan D’Adamo lebih cocok dikatakan sebagai
pandangan astrologi ketimbang sains, yaitu karena hampir tidak ada
analisa ilmiah yang dikemukakannya untuk menjelaskan sifat-sifat
tersebut. Saran-sarannya tentang pola makan hanya dikemukakannya begitu
saja, dengan alasan “tidak cocok” atau “cocok”, yang lain hanya berupa
cerita testimoni atau pengalaman D’Adamo sendiri.
Satu-satunya yang sedikit berbau sains hanya ketika D’Adamo
membicarakan soal lektin. Sebelum orang bisa membedakan golongan darah
ABO, tranfusi darah merupakan suatu tindakan yang berisiko tinggi.
Penolakan terjadi ketika antigen bertemu dengan antibodi dari tipe yang
berlawanan, Penolakan juga menjadi pemicu terjadinya aglutinasi (sebuah
tindakan untuk menghadapi serangan sel asing seperti virus atau bakteri
dengan cara menggumpalkannya dan pada akhirnya mudah dibuang).
Sesuai dengan teori D’Adamo, sekalipun tidak ada kesalahan tranfusi
karena perbedaan tipe golongan darah atau infeksi bakteri atau virus,
aglutinasi tetap bisa terjadi jika manusia mengkonsumi makanan yang
tidak tepat. Penyebabnya adalah lektin, suatu ikatan gula protein yang
berlimpah.
Meskipun D’Adamo gagal memberikan bukti ilmiah untuk mendukung
teorinya, ditulisnya,”Jika kita mengkonsumsi makanan yang mengandung
protein protein yang tidak cocok dengan antigen golongan darah kita maka
lektin itu akan menuju ke organ atau sistem butuh seperti ginjal, hati,
otak, lambung dst serta menciptakan aglutinasi darah pada daerah
tersebut. Penggumpalan akan membuat masalah pada usus halus, kirosis
pada hati dan menyumbang aliran darah di ginjal.”
Lektin merupakan golongan protein yang terdapat pada hampir semua
jenis tanaman dan digunakan untuk melawan predatornya. Lektin beracun
untuk beberapa tipe insekta dan hewan yang mengkonsumsi tanaman. Lektin
itu saling mengikat membentuk molekul gula (oligosaccharides)
di dalam sel. Untungnya, hampir semua lektin tidak berbahaya
bagimanusia. Yang berbahaya juga akan membuat gumpalan di dalam usus,
misalnya lektin yang terdapat dalam gandum (WHA), berbagai jenis bijian
seperti kacang dan soya (PNA, SBA) dan tomat (TL)4), tak peduli apapun golongan darahnya.
Menurut ahli protein Dr. Arpard Pusztai, pada semua orang, tak peduli golongan darahnya, lektin berbahaya akan cenderung membuat aglutinasi5).
Jika kita terus memberikan timbunan lektin berbahaya ke dalam tubuh
maka kekebalan tubuh kita akan dalam keadaan berbahaya sehingga kita
menjadi rentan terhadap infeksi. “Jika kita melakukan pola makan tanpa
lektin berbahaya maka kita akan melihat peningkatan yang luar biasa pada
kesehatan kita”, kata Tom Greenfield6), seorang osteopatik.
Tetapi, walaupun teori-teori P D’Adamo mendapat begitu banyak kritikan dari para pemerhati dan peneliti masalahkesehatan7,8,9,10,),
kita perlu berterima kasih kepada D’Adamo karena penelitian tentang
golongan darah dan mengapa orang jaman dahulu kala bisa berusia ratusan
tahun akan menjadi sangat penting untuk kesehatan masa depan kita semua.
Dan… apapun, makin alami, makin sederhana, makin tidak diproses,
tentu makin baik. Buah organik dan sayur organik segar merupakan contoh
makanan yang paling alami yang bisa dinikmati oleh hampir semua orang
tanpa penyesuaian tubuh, tanpa kita harus memperhatikan apa golongan
darah kita.
Soal selera, soal rasa, mungkin bisa kita bangkitkan kemudian setelah
kita termotivasi untuk hidup segar bugar sepanjang masa hingga ajal
menjemput kita dan…
jangan lupa, “orang yang sehat adalah orang yang sehat segar bugar
tanpa obat dan tanpa suplemen” dan juga tentu “tidak perlu risau dengan
tipe golongan darahnya” .
———————-
1) Dr. William C. Roberts, M.D., editor of the American Journal of Cardiology: “Although
most of us conduct our lives as omnivores, in that we eat flesh as well
as vegetables and fruits, human beings have characteristics of
herbivores, not carnivores. Human beings are not natural
carnivores. When we kill animals to eat them, they end up killing us
because their flesh, which contains cholesterol and saturated fat, was
never intended for human beings, who are natural herbivores”.
www.GoVeg.com2) Human Physiology, http://www.peta.org/living/vegetarian-living/The-Natural-Human-Diet.aspx
3) Bethani A Pribila Ph. D, Steve R Hertxler Ph. D, Berdine R Martin
Ph. D, Connie M Weaver Ph. D, Dennis A Savaiano, “Improved lactose
digestion and intolerance among African-American adolescent girls fed a
dairy-rich diet”. ‘Journal of the American Dietetic Association, Volume
100, Issue 5 , Pages 524-528’, 2000.
4) Ashton Embry, “The Role of Lectins from Grains and Legumes in the
MS Disease Process”, Multiple Sclerosis Resource Centre, ‘Unsworth
House, Hythe Quay, Colchester, Essex, CO2 8JF’,
5) Dr Arpad Pusztai, seorang ahli protein,
6) http://www.ion.ac.uk/information/onarchives/bloodgroupdiets7)Dr Arpad Pusztai (March 29, 2001). “Reply from Dr. Arpad Pusztai about Sialic Acid”. http://www.owenfoundation.com/Health_Science/Pusztai/btd/letters/010329_from.html
8) Michael Klaper, M.D., “The “Blood Type Diet”: Fact or Fiction?”, Institute of Nutrition Education and Research, Toronto, 2005.
9) Deirdre B. William N.D., John J. McMahon N.D., “The Blood Type Diet: Latest Diet Scam”, Processed People, ‘Porter Ranch, California’, 2011
10) http://www.naturalchoice.net/articles/faddiet.htm
–
Makanan mentah atau makanan kehidupan atau living food adalah makanan yang masih mengandung berbagai enzim kehidupan (berasal dari energi matahari melalui proses fotosintesa) dan yang tidak dipanaskan di atas 45 derajat Celsius. Daging, telur, ikan dan susu mentah tidak termasuk ke dalam golongan makanan kehidupan karena mereka tidak lagi mengandung enzim kehidupan.
No comments:
Post a Comment