Sangat banyak jumlah keluarga yang berpenghasilan pas-pasan
dan yang juga minim di negara kita. Bila bertemu mereka, selalu ada dua
hal yang mereka keluhkan. Kalau sang bapak mengeluh bagaimana
mendapatkan uang untuk beli rokok maka sang ibu selalu memikirkan uang
pembeli susu untuk anaknya. Berbeda dengan rokok yang sebagian besar
orang sudah tahu betapa parah akibat merokok bagi kesehatan dan
lingkungan1), mereka merasa bahwa susu hewani dan produk yang
terbuat dari susu hewani merupakan kebutuhan vital bagi anak-anak
kecil, remaja hingga orang tua. Para orang tua memberikan susu kepada
anak-anak mereka agar mereka cepat tumbuh besar dan menjadi pintar. Pria
dewasa dan wanita yang menjelang dan sesudah menopause merasa susu
adalah suatu keharusan, mereka ingin menjaga kekuatan tulang mereka
dengan minum susu. Berbagai iklan susu, keju, yoghourt dengan gencar
menginformasikan betapa penting susu untuk kesehatan tulang, kecerdasan
dan menjaga vitalitas. Semuanya melengkapi keyakinan kebanyakan orang
bahwa susu adalah segala-galanya hingga hampir semua bahan makanan yang
digemari orang selalu diberi campuran susu hewani sebagai sebuah cita
rasa khas dan penambah nutrisi, seperti cake, pastry, permen coklat, ice
cream, butter, creamer (segala jenis creamer, termasuk creamer nabati),
dst. Mereka merasa tidak sreg bila makanan tidak diberi campuran susu.
Mereka merasa bahwa tanpa minum susu, makanan tidak lengkap, tanpa
campuran susu maka makanan menjadi tidak enak. Sebuah slogan 4 Sehat dan
5 Sempurna yang dipasang dan harus dihafalkan anak-anak sekolah dasar
terus terngiang hingga mereka menemui ajal. Semua itu menyempurnakan
alam bawah sadar kebanyakan orang bahwa susu adalah salah satu kebutuhan
pokok.
Padahal dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh Robert M.K., MD,
seorang Kepala Ahli Bedah Payudara, Seton Medical Centre,
California, USA, pada semua artikel dan jurnal “medicine” tentang susu,
tidak satupun penulis yang mengatakan bahwa susu hewani adalah makanan
yang sempurna seperti yang dikatakan oleh iklan2). Yang
mereka bicarakan justru adalah pengaruh susu hewani dan produk dari
bahan susu terhadap kesehatan, seperti kolik, iritasi usus, pendarahan
usus, anemia, infeksi telinga dan tenggorokan, alergi pada bayi dan
anak-anak dan juga infeksi yang terjadi akibat salmonella. Mereka juga
membicarakan akibat samping susu yang terjadi pada orang dewasa,
seperti arthritis, alergi, sinusitis, limfoma dan kanker. Bahkan
beberapa juga membicarakan tentang infeksi virus leukemia sapi seperti
yang terjadi pada penderita AID dan juga terjadinya penyakit diabetes
pada anak-anak yang masih sangat belia, termasuk bayi. Selain itu,
mereka juga membicarakan kontaminasi yang terdapat dalam susu hewani dan
produk susu akibat adanya darah dan sel nanah serta obat anti hama di
dalam susu.
Begitu banyak masalah yang terjadi akibat minum susu dan produk yang
terbuat dari susu, mulai dari begitu banyak penyakit yang terjadi,
kerusakan lingkungan yang sangat parah3) hingga makin
terpuruknya keadaan banyak keluarga karena mereka menghabiskan sebagian
besar anggara rumah tangganya untuk membeli susu dan produk yang terbuat
dari susu akibat pemikiran bahwa susu merupakan kebutuhan pokok. Secara
tidak sadar mereka mempertaruhkan segalanya untuk sesuatu yang justru
merusak kesehatan dan lingkungan mereka sendiri.
Akibat susu dan produk susu antara lain :
- Osteoporosis, Artritis, Keriput, Katarak dan Batu Ginjal
- Asma, Bronkitis, Sinusitis, Flu, Hidung Meler, Infeksi Telinga dan Alergi
- Haid Dini, Jerawat, Kanker Payudara, Penyakit Jantung Koroner
- Jerawat
- Bayi Meninggal Mendadak
- Penyakit Crohn
- Diabetes
- Kanker Prostat, Kanker Kandungan dan Kanker Payudara
- Anemia
- Alergi
- Kerusakan Lingkungan dan Penghancuran Planet Bumi
Beberapa rujukan yang mungkin berguna (tentang bahaya susu dan produk yang terbuat dari susu)
Beberapa rujukan lain yang mungkin berguna adalah:
1)Loving Vegan Community Team, “Bahaya Susu dan Produk yang Terbuat dari Susu,
”, 2011.
2)Robert M. Kradjian, MD, “The Milk Letter: A Message to My Patients”, EarthSave
Handout, 1994
3)Loving Vegan Community Team, “Bayangan Kelam Peternakan dan Perikanan terhadap Kesehatan,
Kesejahteraan dan Lingkungan”, 2011.
4) Dr Gina Shaw, MA, “The Dangers of Dairy Products”,
5)Tulang adalah benda padat maka sebenarnya sampai kapanpun tulang tetap utuh dan kuat jika tidak
ada seuatu yang menggerogotinya. Produk susu memiliki jumlah protein yang jauh melebihi
kebutuhan biologi manusia sehingga mendorong terjadinya kehilangan kalsium dari tulang.
Paterson, C. R., “Calcium requirements in man: a critical review”, Postgrad Medical Journal, 54, 1978
6)Ron Brown, Ph.D., “How Dairy Products Cause Osteoporosis”, The Body Fat Review, Washington DC,
2010
7) The McDougall Newsletter, “Diet-Induced Precocious Puberty” . Santa Rosa, California, USA,
November/December 1997
8)Bodo Melnik, Department of Dermatology, Environmental Medicine and Health Theory, University of
Osnabruck, “Milk consumption: aggravating factor of acner and promoter of chronic diseases of
Western societies”, Germany, 2008
9) Dr F.W. Danby, MD, FRCPC, a Canadian dermatologist practising in the U.S.,” Acne and Dairy
Products”, Toronto, Canada, 2005
10)Thefeelgoodvegan,” Dairy Products Linked to Early Menstruation in Young Girls”, 2011
12)Seppo Puusa, “Four Ways Milk Causes Acne”, Natural News, 2008
13)M .V. Santos, Y. Ma, D.M. Barbano, Northeast Dairy Foods Research Center, Department of Food
Science, Cornell University, Ithaca, NY, 14853, “Effect of Somatic Cell Count on Proteolysis and
Lipolysis in Pasteurized Fluid Milk During Shelf-Life Storage”, New York, 2003
14)notmilk, “Sudden Infant Death”
15)Paratuberculosis Awareness & Research Association,” Does Mycobacterium paratuberculosis cause
Crohn’s Disease?”, 1999
16)Amber J. Tresca, “Know What’s in Your Milk?”, About.com Medical Review Board, 2010
17)University of Liverpool, “How Bacteria In Cows’ Milk May Cause Crohn’s Disease”, Science Daily, UK,
2007
18)Dr. T. Colin Campbell, Ph.D., Professor Emeritus of Nutritional Biochemistry di Cornell University, USA,
19)Supreme Master TV, “An Interview with Dr. T. Colin Campbell”, A Solution to Global Health, 2010
20)Solution for Type 2 Diabetes
21) Physicians Committee for Responsible Medicine, “Diabetes Mellitus: Overview and Risk Factors”, T.
Colin Champbell Foundation, Scientifid Intergrity for Optimal Health, 2008
22)Harvard Medical School, “Preventing prostate cancer and diet”, Harvard Health Publications Special
Health report, 2003
23) Gabe Mirkin, M.D., “Does Milk Cause Prostate Cancer?” , DRMIRKIN.COM, 2005
24) Susanna C. Larsson*, Nicola Orsini and Alicja Wolk, Division of Nutritional Epidemiology, The National
Institute of Environmental Medicine, Karolinska Institutet, Stockholm, Sweden, “Milk, milk products
and lactose intake and ovarian cancer risk: A meta-analysis of epidemiological studies”, International
Journal of Cancer, Wiley-Liss, Inc., 2005
25) A review of 12 studies seemed to show that a diet very high in saturated fat increases the risk of
ovarian cancer. Another review of several studies showed that a very high intake of lactose (found
inmilk) increased ovarian cancer risk.
http:// www.cancerhelp.org.uk/type/ovarian-cancer/about/ovarian-cancer-risks-and- causes+Milk+
26)William H. Goodson III, MD, Senior Clinical Research Scientist, California Pacific Medical Research
Institute, San Francisco, California., “Progesterone in Dairy Products Poses Risks”, International News,
2009.
27)Milk consumption has been shown to cause intestinal bleeding, resulting in low hemoglobin count.
The result: weakness, depression, irritability. (Robert Cohen, Milk A-Z, Argus Publishing, ISBN
0965919684,2001).
28)Babies who are fed whole cow’s milk during the second six months of life may experience a 30%
increase in intestinal blood loss and a significant loss of iron in their stools. (Journal of Pediatrics,
116, 1990).
30)Hiromi Shinya, M.D., Guru Besar Kedokteran Albert Einstein College of Medicine New York City,
“The Enzyme Factor”, Council Oak Books. Oklahoma, 2007
Terima kasih banyak
dan semoga makin sehat, segar, bugar dan senantiasa berbahagia…
catatan : susu yang dibicarakan di atas, tidak termasuk “ASI”.
No comments:
Post a Comment